kesabaran dan keikhlasan kunci sukses dalam meraih cita-cita

Artikel


HIKMAH  SABAR
By. Muflihul Hasan, S.Ag
Ka. KUA Kec. Sekayu Muba


            Di dalam mengarungi samudera hidup dan kehidupan,kita sering menjumpai bermacam-macam problema,suka duka,bahagia dan derita,lega hati dan kecewa silih berganti.sehat dan sakit,senyum dan air mata datang dan pergi silih berganti.semua itu menuntut kekuatan mental yang kokoh,sebab tanpa kekuatan itu kita akan terombang ambingkan oleh tipu daya setan.
            Seorang muslim hendaknya selalu berusaha untuk dapat menjadi orang yang sabar dalam menghadapi terpaan gelombang kehidupan.baik sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan larangan-Nya,atau sabar dalam menerima dan menghadapi segala bentuk musibah yang menimpa diri kita.
            Perputaran roda kehidupan di dunia ini memang penuh dinamika dan Allah menciptakannya dengan berpasang-pasangan. Ada siang ada malam,ada pahit ada manis,ada panas,ada dingin,ada susah ada senang,ada sukar ada mudah,ada baik ada buruk,ada sehat ada sakit ada hidup ada pula kematian,dan masih banyak lagi pasangan-pasangan yang lain,sehingga seseorang tak selamanya akan merasa senang dan tidak pula selamanya merasa susah.saat ini senang,bisa jadi,besok dia sudah merasakan susah,begitu pula sebaliknya. Yang saat ini terasa mudah,mungkin besok akan berubah menjadi sulit.
            Memang begitulah dinamika perjalanan hidup di dunia ini,penuh dengan keanehan dan keunikan. Akan tetapi hakikat semua itu merupakan cobaan dari Allah untuk menguji manusia. Dan semua ujian yang diberikan Allah kepada hamba-Nya tidak mungkin dapat dielakkan. Siapa yang dapat menjawab dan dapat mengatasi semua ujian itu dengan penuh dengan kesabaran, keuletan dan ketawakkalan dengan prestasi kasalehan dan ketakwaan kepada-Nya, dialah yang mendapat predikat terbaik di sisi Allah.

            Banyak pengertian tentang sabar yang dikemukakan para ulama, di antaranya ialah: “Menahan diri dan membawanya kepada yang ditentukan syari’at dan akal, serta menghindarinya dari apa yang dibenci oleh keduanya.” Jadi,sabar adalah suatu daya kekuatan positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban. Disamping itu,sabar ialah satu kekuatan yang menghalangi manusia untuk melakukan kejahatan.
            Imam Al-Ghazali yang dikenal juga dengan Hujjatul Islam, mengatakan: “sabar ialah tetap tegaknya dorongan agama menghadapi dorongan hawa nafsu. Dorongan agama ialah hidayah Allah kepada manusia untuk mengenal-Nya dan mengenal Rasul-Nya, serta mengetahui dan mengamalkan ajaran-ajaran-Nya.sedangkan dorongan hawa nafsu adalah tuntutan syahwat dan kehendak yang ingin dilaksanakan.
            Dengan demikian sabar bukan berarti menyerah pada keadaan, membiarkan diri hanyut dalam situasi dan kondisi,atau menghentikan ikhtiar untuk mencari jalan keluar yangu baik tanpa memperbaiki dan memperkuat amal perbuatan. Pengertian semacam ini kuranglah tepat, mungkin hanya sebuah apologi untuk membela diri bagi yang sedang malas, atau untuk menutupi kelemahannya yang tidak mau berusaha.

            Kebaktian dan pengabdian kepada Allah disaat melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan menjauhi meninggalkan larangan-larangan-Nya, dan di waktu menerima cobaan dari-Nya, hendaklah kita lalui dengan penuh kesabaran. Kita tunjukkan keikhlasan hati karena Allah semata.Allah Swt. Berfirman :

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya.” (QS.Al-Kahfi:28)

            Bekerja dan beramal baik untuk urusan dunia maupun untuk kepentingan akhirat hendaklah dilakukan dengan penuh kesabaran. Begitu pula ketika menerima musibah dan ujian Allah Swt. Sebab berbuat kesabaran dalam segala situasi dan kondisi itu telah dijanjikan oleh Allah dengan kebahagian dan kemenangan. Allah Swt. Berfirman  :
 “Wahai orang –orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS.Ali Imran:200)

Dalam ayat lain :

 “ Jadilah sabar dan shalat sebagai penolongmu.dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk.” (QS.Al-Baqarah:45)

            Dari ayat-ayat di atas dapat diperoleh suatu pelajaran, bahwa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat hendaknya kita memohon pertolongan kepada Allah Swt.denagn sabar dan berusaha sekuat tenaga serta melaksanakan amal ibadah nyata seperti melaksanakan shalat dengan benar. Sebab sabar tanpa ibadah atau tanpa shalat tidak akan berarti,sedang ibadah tanpa sabar tak akan berbekas. Begitu pula dalam menerima cobaan Allah,janganlah kita mengeluh dan putus asa, sebab cobaan itu merupakan bukti kecintaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya.

            Sabar dalam arti sebenarnya adalah kunci dari ketenangan dan kebahagiaan hidup. Ada beberapa langkah yang kiranya perlu ditempuh untuk dapat bersabar.
            Pertama : didalam menjalani ujian apapun dalam hidup ini, emosi harus tetap terkendali dan kketeguhan hati harus berkokoh.
Kedua : Menyadari sepenuh hati bahwa semua cobaan yang telah terjadi merupakan kehendak dan kebijaksanaan Allah dan tanpa berkeluh kesah. Meyakini sepenuhnya firman Allah Swt.

“Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,yaitu orang-orang yang ketika ditimpa musibah, mereka berucap,sesungguhnya kita adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kita akan kembali.” (QS.Al-Baqarah:155-156)

Ketiga : Melakukan perenungan dan introsfeksi diri,apakah bencana atau musibah yang menimpa itu akibat dari ulah perbuatannya sendiri ? atau mungkin karena kelalaian, kezaliman dan kesalahan-kesalahan yang lain? Atau turunnya musibah itu merupakan peringatan dari Allah Swt.Agar tidak berlarut-larut dalam melakukan kesalahan dan dosa, sehingga segera berbenah diri bangkit dari kesalahan, memperbaiki diri sesuai dengan petunjuk agama.

            Kekeliruan dan kesalahan yang sudah terlanjur kita lakukan,segera kita mohon ampunan. Kezaliman yang pernah kita kerjakan, segera kita kembalikan pada yang semestinya. Dosa-dosa dan kemaksiatan yang pernah kita perbuat,segera kita hentikan dan bertobat kepada Allah sambil memperbanyak membaca istighfar dan beramal saleh.

            Allah Swt. Berfirman :

“ Dan apa saja musibah yang menimpa kamu sekalian, maka (hal itu) disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan (Allah) mengampuni sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS.As Syura:30)

            Apabila musibah yang menimpa itu bukan karena ulah kita,maka kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah bahwa kejadian itu semata-mata merupakan ujian untuk mengangkat derajat hamba-Nya yang bila menerimanya dengan keikhlasan hati,akan menjadi peleburan dosa-dosa yang telah diperbuat.Rasulullah Saw.bersabda :

“Dari Aisah r.a.ia berkata : Rasulullah Saw.bersabda,tidak ada suatu musibah yang menimpa orang yang beriman kecuali Allah menghapuskan dosa-dosanya,sehingga duri mengenai dirinya.” (HR.Bakhari Muslim)

            Sabar merupakan sifat terpuji dan disukai Allah Swt,dengan kesabaran tak akan menjadi lemah jiwa seseorang dalam menghadapi musibah. Juga dengan kesabaran tak akan patah semangat oleh kesulitan.kesabaran adalah bukti serta ukuran keimanan dan ketakwaan seseorang .Allah Swt. Berfirman:

“Dan berapa banyaknya berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa.mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka dijalan Allah,dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS.Ali Imran:146)

            Cukup Allah sebagai sandaran bagi orang yang beriman. Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa,Maha Bijaksana, Maha Mengetahui, Maha Pengasih dan penyayang. Dan maha segala-galanya.sandaran vertikal ini merupakan modal utama di dalam mengarungi kehidupan ini,sehingga tidak terseret dan hanyut arus kehidupan tanpa kendali. Ia akan memiliki ketangguhan yang kokoh dengan komitmen moral keimanannya menggeluti kehidupan, memperbaiki keadaannya sambil bertwakal kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya dengan penuh kesabaran dan ketabahan.

            Mengeluh dan putus asa bukanlah sifat yang terpuji yang harus dibuang jauh-jauh dari kehidupan orang yang beriman.kehidupan mesti dilalui dengan kesungguhan.keuletan,ketawakkalan dan kesabaran dengan optimis. Ibarat orang menanam biji-bijian mustahil akan langsung tumbuh dan berbuah seketika,tetapi bukankah melalui proses yang berjangka. Kiranya demikian pula aktivitas relegius,doa atau amalan-amalan lainnya yang kita tanam, tidaklah begitu saja langsung bias kita petik buahnya. Disinilah Allah akan menilai aktivitas relegius itu, mengenai kekhusyukan, keikhlasan dan kesabarannya. Oleh sebab itu, mari tunjukkan kesabaran dalam menghadapi semua persoalan hidup dan kehidupan. Mari tingkatkan ibadah kepada Allah, memperbanyak amal-amal saleh, kita tinggalkan segala larangan Allah lebih jauh lagi, yang kesemuanya itu dilaksanakan penuh dengan kesabaran. Kita hadapi cobaan Allah dengan ikhlas, tabah serta memperbanyak syukur atas karunia dan nikmat-Nya. Insya Allah kemudahan akan kita peroleh dan kebahagiaan akan kita rasakan. Yakinlah, Allah beserta orang-orang yang sabar, dan memberikan balasan kesabaran itu dengan pahala yang besar.
            Firman Allah Swt :

”Sungguh Allah menyertai orang-orang yang bersikap sabar.”(QS.Al-Anfal:46)


“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang akan dicukupkan pahalanya dengan tanpa batas.”(QS.Az Zumar:10)

            Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga kita mampu berlaku sabar dalam menghadapi semua ujian dan cobaan kehidupan yang kita jalani ini. 

Amien Yaa Robbal ‘Alamien…..

                                                                       

Powered by Blogger